Menia,lensantt.com-Â Pilkada Sabu Raijua memanas aksi saling serang tak bisa dihindari.
Isu Proyek Mangkrak dan kelangkaan BBM jadi senjata menyerang paket Helama Tona Ie (Drs.Nikodemus N Rihi Heke, M.Si dan Yohanis Uky Kale, A.Md).
Namun masyarkat diminta agar lebih cerdas melihat isu dilontarkan dari setiap paket.
“Isu yang dipakai untuk menjatuhkan Paket kami,masyarakat harus lebih cerdas melihat ini,” kata Calon Bupati Drs.Nikodemus N Rihi Heke, M.Si Kamis (19/11/2020).
Ia menegaskan, walaupun serangan begitu kencang paket mengangga hanya sebuah kritikan untuk perbaikan.
Karena meurut dia, nyatanya pembangunan lainnya tetap berjalan. Pembangunan pendidikan, kesehatan, ekonomi terus berjalan. Masyarakat dapat terus beraktivitas.
Seharusnya lanjut dia, ketika semua sarana pembangunan yang direncanakan terbangun, pelayanan yang lebih baik akan dirasakan masyarakat.
“Proyek Mangkrak tersebut dapat dikatakan kegagalan jika sama sekali tidak dapat dimanfaatkan, seperti gedung DPRD. Sedangkan sebagian besar proyek yang mangkrak merupakan masalah administrasi namun fisiknya dapat dimanfaatkan walaupun penyelesaian administrasinya terkendala karena pejabat terkait terjerat masalah hukum,” tegasnya.
Ia menjelaskan, Sebagian lagi proyek tersebut belum diselesaiakan karena penyedia/kontraktor yang tidak mampu menyelesaikan sehingga harus di PHK dan belum dapat dilanjutkan karena persoalan waktu dan ketersediaan anggaran. Ini semua peninggalan kepemimpinan yang lalu yang pasti dapat diselesaikan seiring ketersediaan anggaran dan dukungan DPRD.
Ia menegaskan, isu Kelangkaan BBM akan terus menjadi bahan untuk menyerang dirinya sebagai petahan karena tata kelola BBM yang ditangani Pertamina melalui penunjukan APMS belum bisa berjalan maksimal. Hal ini terjadi karena penampungan BBM di Sabu Raijua masih menggunakan drum yang dapat dipindahtangankan secara mudah saat pengawasan yang tidak maksimal.
Salah satu solusi jangka pendek yakni,pembangunan SPBU karena SPBU akan menyimpan sementara BBM sekaligus menyalurkannya ke masyarakat dengan takaran yang benar.
Jangka panjangnya adalah akan dibangun Depo BBM yang mampu menyimpan stok BBM untuk Sabu Raijua hingga mencukupi kebutuhan 1 – 2 bulan, sehingga walaupun cuaca buruk atau keterlambatan distribusi dari Kupang, BBM di Sabu tetap ada. Mengenai harga BBM, di SPBU sudah berlaku BBM satu harga namun di tangan pengecer masih fluktuatif. Ini dengan sendirinya akan tertib manakala pasokan BBM sudah lancar karena ketersediaan yang cukup di Sabu Raijua.
Masyarakat harus lebih cerdas! Mengapa? Karena pembangunan sekarang sudah berjalan baik, namun sebagian orang membangun NARASI KEGAGALAN? Hanya untuk menimbulkan opini di masyarakat seolah-olah pemerintahan saat ini berjalan tidak baik. Nyatanya, pembangunan sejak 2019 semua berjalan baik dan manfaatnya mulai dirasakan secara pasti oleh masyarakat. Akses jalan dengan kualitas yang lebih baik, masyarakat merasa nyaman berusaha dan bekerja di Sabu Raijua ditandai dengan semakin banyak masyarakat Sabu yang bekerja dan berusaha di luar Sabu Raijua mulai kembali untuk membangun Sabu Raijua termasuk calon-calon Bupati yang sudah nyaman di Amerika mulai melirik Sabu Raijua sebagai suatu harapan baru bagi mereka. Ini bukti bahwa ada kemajuan di Sabu Raijua. Tetapi supaya mereka bisa dapat mengalihkan kepercayaan masyarakat dari Nikodemus Rihi Heke kepada mereka maka mereka membangun NARASI KEGAGALAN sebagai senjata untuk menghipnotis masyarakat.
Salah satu bukti nyata kerja keras yakni bersama masyarakat menjaga daerah ini dari penularan Covid-19. Ini bisa terwujud karena masyarakat masih mempercayai pemerintah sehingga secara bersama-sama bahu membahu melaksanakan program pencegahan secara efektif.
“Ketika Sabu Raijua Masih Sona Hijau itu juga kerja keras kami,” ujarnya.(ikz)