Siapa diantara kita yang tidak mau hidup berkecukupan?
Bisa memenuhi segala kebutuhan hidup misalnya bisa makan dengan baik setiap hari, bisa membayar uang sekolah anak, bisa beli barang2 keperluan rumah tangga, HP, TV, motor, bahkan mobil, bisa membeli tanah dan membangun rumah dan ada banyak hal lain yang kita dapatkan. Semua kita tentu menginginkan hal itu. Dan bahkan sekarang, tidak jarang seseorang dihargai karena hidupnya berkecukupan atau pun berkelimpahan harta.
Hal seperti ini bisa terjadi karena manusia dan pekerjaan dinilai karena harta yang ia miliki. Dan hal itu kadang membuat manusia lupa mencari dan mengumpulkan harta yang membuat kita hidup di dalam kekekalan. Kita hanya sibuk mencari harta duniawi, kita sering lupa mencari harta sorgawi.
Dalam Firman ini, Tuhan mengingatkan kita untuk tidak tergila-gila mengumpulkan harta di bumi. Karena harta di bumi itu bisa dimakan oleh ngengat dan karat dan sifatnya tidak kekal. Harta kita di bumi ini juga diincar oleh orang-orang jahat, pencuri dan perampok. Dan kadang itu mendatangkan celaka untuk kita sendiri.
Namun jangan disalahartikan bahwa Tuhan melarang kita untuk mengumpulkan harta duniawi, karena Tuhan malah mengajarkan kita untuk bekerja keras dengan rajin dan jujur agar kita mendapat makan. Yang Tuhan mau adalah kita mencari berkat dengan cara yang benar dan tidak boleh mendewakan harta kita sehingga jangan menjadi serakah. Mencukupkan diri dengan berkat yang berasal dari Tuhan dan senantiasa berbuat baik dan berbuat kasih serta hidup berkenan kepada Tuhan agar kita pun mengumpulkan harta di sorga. Dalam semuanya itu ada kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.
Harta duniawi itu fana sedangkan harta sorgawi itu kekal selamanya. Dimana hatimu berada, disitu hartamu berada. Amin
Kiranya Tuhan memberkati kita dengan firmanNya. (Anda)
Khotbah oleh Pdt. Emr. Enrieke Theldanita Deselani Telnony – Funay, M.Th